SEMANGAT ASSOBIAH (PERKAUMAN) BOLEH MENJADI JAHILIYYAH

 Manusia yang telah mendiami bumi ini sejak ribuan tahun lampau semenjak manusia pertama iaitu Nabi Adam a.s iaitu bapa segala manusia bersama Siti Hawa sebagai ibu seluruh keturunan manusia yang telah diturunkan dari syurga oleh Allah SWT.

Mereka berdua telah berkembang biak dengan diberi keturunan yang ramai dengan kelahiran anak-anak yang berpasang-pasangan lelaki dan perempuan. Apabila jumlah mereka yang ramai bermula dengan gelaran anak-anak adam, setrusnya cucu-cucu adam sehingga keturunannya sehingga kini.

Menurut riwayat Imam Abu Ja'far bin Jarir dalam kitab tarikhnya yang diriwayatkan dari beberapa perawi menyebutkan, bahwa Hawa dengan Adam melahirkan 40 anak dari 20 kelahiran. Atsar ini juga disebutkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.

Imam Abu Ja'far bin Jarir dalam kitab tarikhnya yang diriwayatkan dari beberapa perawi menyebutkan, bahwa Hawa dengan Adam melahirkan 40 anak dari 20 kelahiran. Atsar ini juga disebutkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Senin, 10 Mei 2021 - 17:27 WIB oleh Miftah H. Yusufpati dengan judul "Sebelum Wafat, Nabi Adam Sempat Hidup Bersama 40.000 Orang Keturunannya". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/423684/70/sebelum-wafat-nabi-adam-sempat-hidup-bersama-40000-orang-keturunannya-1620626705

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios
Imam Abu Ja'far bin Jarir dalam kitab tarikhnya yang diriwayatkan dari beberapa perawi menyebutkan, bahwa Hawa dengan Adam melahirkan 40 anak dari 20 kelahiran. Atsar ini juga disebutkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Senin, 10 Mei 2021 - 17:27 WIB oleh Miftah H. Yusufpati dengan judul "Sebelum Wafat, Nabi Adam Sempat Hidup Bersama 40.000 Orang Keturunannya". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/423684/70/sebelum-wafat-nabi-adam-sempat-hidup-bersama-40000-orang-keturunannya-1620626705

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios
Imam Abu Ja'far bin Jarir dalam kitab tarikhnya yang diriwayatkan dari beberapa perawi menyebutkan, bahwa Hawa dengan Adam melahirkan 40 anak dari 20 kelahiran. Atsar ini juga disebutkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Senin, 10 Mei 2021 - 17:27 WIB oleh Miftah H. Yusufpati dengan judul "Sebelum Wafat, Nabi Adam Sempat Hidup Bersama 40.000 Orang Keturunannya". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/423684/70/sebelum-wafat-nabi-adam-sempat-hidup-bersama-40000-orang-keturunannya-1620626705

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios

Imam Abu Ja'far bin Jarir dalam kitab tarikhnya yang diriwayatkan dari beberapa perawi menyebutkan, bahwa Hawa dengan Adam melahirkan 40 anak dari 20 kelahiran. Atsar ini juga disebutkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Senin, 10 Mei 2021 - 17:27 WIB oleh Miftah H. Yusufpati dengan judul "Sebelum Wafat, Nabi Adam Sempat Hidup Bersama 40.000 Orang Keturunannya". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/423684/70/sebelum-wafat-nabi-adam-sempat-hidup-bersama-40000-orang-keturunannya-1620626705

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios

Manusia secara nalurinya mempunyai sikap hasad dengki serta tamak haloba dan apabila jumlahnya sudah menjadi terlalu ramai wujudlah puak-puak dari sebuah keluarga, suku kaum dan ras-ras keturunan sehingga berkembang menjadi ribuan bangsa yang wujud sehingga hari ini.

Apakah semangat assobiyah itu? Tidak dapat dinafikan ianya bermula dala kasih sayang atau sikap kepedulian dalam sesebuah keluarga dengan semanga kekitaan bagi memupuk kasih sayang dalam hubungan kekeluargaan. Kemudiannya ia menjadi semangat kekitaan dalam satu keturunan kaum sehingga bersuku-suku, berpuak-puak dan menjadi satu bangsa yang besar sehingga membentuk sebuah negara.

Dalam hadith yang lain, Rasulullah saw menjelaskan maksud ”assobiah” melalui sabdanya yang mafhumnya, " Assobiah ialah jika kamu membantu kaum kamu diatas kezaliman" dan Rasulullah SAW bersabda yang mafhumnya, "Bukan dari golongan ku (umat Islam) sesiapa yang menyeru kepada Assobiah dan bukan dari golongan ku sesiapa yang mati atas jalan Assobiah" (Hadis riwayat Abu Daud).

Kedua-dua hadith diatas jelas mengaitkan antara assobiah dengan kezaliman. Perjuangan menegakkan suku bangsa biasanya tidak terlepas dari berlakunya kezaliman keatas suku bangsa yang lain. Apatah lagi bila maksud assobiah dirujuk sebagai ”kaum kamu”. Ia boleh sahaja bermaksud diantara satu puak dengan satu puak, antara satu kumpulan dengan satu kumpulan, atau antara kaum kerabat (satu kroni) dengan kroni yang lain. Kezaliman disini bermaksud: Tidak memberikan sesuatu itu haknya yang sebenar. Hak yang hakiki adalah menjalani kehidupan dengan bertuhankan Allah, dan menyeru manusia supaya bertuhankan Allah (amal maaruf nahi mungkar), atau sekurang-kurangnya hak untuk mendengar seruan kepada agama Allah.

Rasulullah SAW pernah bersabda yang mafhumnya: ”Tolonglah saudaramu, baik ia orang yang zalim, mahupun yang dizalimi. Seorang sahabat bertanya, wahai Rasulullah, kami tahu untuk menolong orang yang dizalimi, tetapi bagaimana untuk kami menolong orang yang zalim? Rasulullah saw menjawab: kamu tegahlah ia daripada melakukan kezaliman”.

Allah berfirman yang tercacat dalam surat hud, ayat 113 yang mafhumnya: ”Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang berlaku zalim maka (kalau kamu berlaku demikian), api neraka akan membakar kamu, sedang kamu tidak ada sebarang penolong pun yang lain dari Allah. Kemudian (dengan sebab kecenderungan kamu itu) kamu tidak akan mendapat pertolongan”. 

Kita sepatutnya sedar bahawa memperjuangkan suku bangsa adalah amalan orang-orang di zaman jahiliah. Jihiliah disini bukan bermaksud bodoh, buta huruf atau kaum yang tidak bertamaddun. Perlu ditegaskan, semasa zaman jahiliah, orang-orang Arab cukup maju dalam kesusasteraan Arab. Sebab itu apabila Al-Quran diturunkan, mereka cukup terpesona dengan keindahan bahasa Al-Quran. Maksud jahiliah disini adalah jahil dari mengenal Allah, tuhan yang menciptakan Alam. Alam bermaksud segala sesuatu yang baru dan ada permulaan serta pengakhirannya.

Oleh yang demikian, janganlah kita tergelincir dan tercampak ke lembah kehinaan atas perbuatan yang dirasakan baik iaitu menolong mereka yang zalim walaupun ia adalah ahli keluarga atau sebangsa dan seagama dengan kita, sepertimana hadis yang diketahui umum dsebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud "Jika Fatimah itu mencuri nescaya aku akan potong tangannya".


Comments

Popular posts from this blog

Kitab-kitab Ibrahim dan Musa

12 Jenis Doa Iftitah

Takdir Allah Ta’ala di Dalam Ciptaan-Nya