Membuang Sifat Kebinatangan Dalam Ibadah Korban

Labbaik Allahumma Labbaik: Kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah. Labbaika la syarika laka labbaik: Tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu. Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka: Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu.

Syariat terdahulu sejak Nabi Allah Adam a.s lagi ibadah korban pertama yang diceritakan kepada kita apabila Allah s.w.t memerintahkan Qabil dan Habil melaksanankan ibadah ini sebagai tanda melaksanakan perintahNYA dan ini akan menampakkan keikhlasan mereka melaksanankannya. Habil adalah seorang peternak yang mempunyai ternak kambing, sedangkan Qabil adalah seorang petani yang memiliki tanaman pertanian. Masing-masing melakukan kurban dengan mengeluarkan harta yang dimiliki mereka masing-masing. Habil memilih seekor domba yang paling baik untuk dijadikan kurban, sedangkan Qabil memilih gandum yang terburuk dari hasil pertaniannya untuk berkurban. Kemudian keduanya menyerahkan harta kurban masing-masing kepada Allah. Tiba-tiba turunlah api dari langit yang membakar kurban Habil dan membiarkan kurban Qabil. Setelah Qabil mengetahui Allah menerima kurban saudaranya dan tidak menerima harta kurbannya, timbullah rasa dengki yang kemudian membunuh adik kandungnya itu. 

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), `Aku pasti membunuhmu.' Berkata Habil, `Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa. Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu, aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan demikian itulah pembalasan bagi orang-orang zhalim.' Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah. Maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi." (Qs. al-Maidah : 27-30)  

Perkataan takwa yang diucapkan Habil ketika berdialog dengan Qabil, sebenarnya sangat tepat untuk mengingatkan dirinya atau Qabil yang ingin melakukan kejahatan itu. Namun, Qabil bukanlah ahli takwa. Karenanya, Allah tidak menerima kurbannya karena kedengkian yang meliputi hatinya memuncak dan menimbulkan suatu keinginan keras untuk membunuh adiknya. Begitulah pengajaran dari ketentuan Allah s.w.t kepada kita yang menjaadi sejarah sebagai teladan untuk kita.

Bila kita lihat perbandingan melalui senario hari ini, kita akan dapati setiap peserta korban akan mempunyai perbezaan matlamat dalam melakukannya. Berapa ramai yang melakukannya semata-mata untuk menunjuk-nunjuk atau perasaan segan dengan masyarakat sekeliling supaya imej mereka sebagai orang yang berharta atau kaya-raya. Mereka akan melaksanakannya dengan mendabik dada dan bermuka-muka dengan setiap ekor binatang yang  dikorbankannya tanpa melihat ia sebagai usaha mendekatkan diri dengan Allah s.w.t selain ganjaran pahala. Begitu juga bagi mereka yang menyertai gotong-royong ibadah ini yang hanya untuk mendapat beberapa kilogram daging percuma tanpa niat yang sepatutnya adalah mendapat pahala dan keberkatan untuknya.

Simbolik dalam melaksanakan ibadah ini boleh kita lihat iaitu selain sebagai meningkatkan ketakwaan ia juga dapat membuang sifat kehaiwanan dalam diri setiap manusia. Sifat haiwan yang tidak punyai amanah dalam melaksanakan syariat Allah s.w.t juga sifat-sifat tiada peraturan, kebebasan dan hanya beradu kekuatan dalam setiap apa yang diinginkan tanpa peduli sebarang larangan selain ketentuan yang telah ditetapkan. Terdapat juga sifat binatang seperti kasih terhadap anak-anak yang kadangkala tidak terdapat dalam diri manusia akibat nafsu yang bermaharajalela tanpa peraturan-peraturan dan larangan dalam agama yang telah disampaikan oleh junjungan mulia Rasulullah s.a.w untuk kita. 

Comments

Popular posts from this blog

Kitab-kitab Ibrahim dan Musa

12 Jenis Doa Iftitah

Takdir Allah Ta’ala di Dalam Ciptaan-Nya